PEMENANG BUKAN PECUNDANG
Suatu hari, dua orang Mujahid Kerempugan, yang bernama Udin dan Mamat, menghampiri sebuah lapak untuk membeli
buku pelajaran baru. Ternyata penjualnya melayani dengan buruk.
Mukanya cemberut, sehingga Udin menjadi sangat jengkel dan marah. Namun Mamat tetap
enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu.
Lantas Udin bertanya kepada Mamat, "Hei
Mat. Kenapa loe bersikap sopan kepada penjual yang
menyebalkan itu?"
Mamat menjawab, "Lho, kenapa gw harus
mengizinkan dia menentukan cara gw dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas
kehidupan kita, bukan orang lain".
"Tapi dia melayani kita dengan buruk. Kita kan mau beli bukan mau minta",
bantah Udin. Ia masih merasa jengkel.
"Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak
sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan
kita.
Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita
membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang
bertanggung jawab atas diri sendiri". Jelas Mamat.
Subhanallah ..!!!
Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang
lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya
dengan hal yang lebih buruk lagi.
Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak
sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah
tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.
Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus
dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus
menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu?
Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang
lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat
baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.
"Pemenang kehidupan" adalah orang yang
tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit,
yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di
tengah badai yang paling hebat. Wassalam.
Comments
Post a Comment