MASJID HIJAU DI BURSA TURKI
Salam rempug, ternyata Turki tak hanya punya
Istanbul dan Ankara. Bursa juga menjadi destinasi favorit turis karena
menyimpan banyak peninggalan sejarah Islam.
Kota Bursa ini terletak di kawasan Kartal, bagian tepi Laut Marmara, tepatnya antara kota Meltepe dan Pendik. Daerah ini merupakan salah satu distrik Istanbul yang berada di benua Asia yang padat dengan penduduk.
Kota Bursa ini terletak di kawasan Kartal, bagian tepi Laut Marmara, tepatnya antara kota Meltepe dan Pendik. Daerah ini merupakan salah satu distrik Istanbul yang berada di benua Asia yang padat dengan penduduk.
Maklum, sejak tahun 1366 H/1947 M, Kartal telah berkembang menjadi salah satu kawasan industri. Apalagi sejak adanya stasiun trem dari Gebze menuju Haydarpasa pada tahun 1393 H/1973 M, posisi Kartal sebagai kawasan industri menjadi kian penting. Beragam moda transportasi di kawasan ini juga semakin dilengkapi untuk menghubungkannya dengan berbagai kawasan di Istanbul.
Bursa juga terletak di kaki Gunung Uludag setinggi kurang lebih 2500 mdl. Wilayah pegunungan ini merupakan winter resort terkenal di Turki. Mata air pegunungan juga digunakan oleh industri air mineral.
Bursa bisa dikunjungi dalam sebuah day trip. Atraksi-atraksi wisata utama kota, bisa dijelajahi dengan berjalan kaki. Kota bursa memiliki sejarah panjang. Kota ini didirikan oleh Prusias, Raja Bythania pada tahun 230-192 SM. Oleh karena raja Bythnia menjadi orang yang pertama berkuasa, tidak heran jika kawasan ini disebut dengan Prusa, yang diambil dari nama sang raja selepas dari kekuasaan para penguasa Persia, Yunani, Romawi, dan Byzantium.
Sebelum Konstantinopel direbut pada tahun 1453 masehi dibawah kepemimpinan Sultan Mehmet II atau Muhammad al-Fatih, Dinasti Usmaniyyah punya ibukota lain Bursa dan Edirne. Posisi Bursa dalam sejarah dinasti ini sangat penting.
Ia menjadi ibukota pertama setelah Orhan, putera Osman Gazi, sang pendiri dinasti merebutnya dari Kekaisaran Byzantium pada tahun 1326. Menjadikannya salah satu dinasti kekhalifahan Islam yang paling berpengaruh di tiga benua selama 6 abad lamanya.
Di Bursa, saya langsung menuju masjid dan makam hijau. Letaknya berdekatan. Dari luar masjidnya tampak tak terlalu istimewa.
Tempat wudu kayu mirip gazebo terletak tak jauh dari pintu masuk. Kubah besar di tengah-tengah. Bagian luarnya berwarna putih. Sebagian tertutup marmer. Namun pintu masuk terlihat istimewa, sebab marmernya dipahat bergradasi, mengerucut ke atas. Kaligrafi berwarna keemasan menyambut kita di depan.
Naik sedikit di luar kompleks tampak bangunan segi delapan yang lebih menyolok mata. Mirip sebuah masjid kecil berkubah. Tembok luarnya didominasi warna biru. Ialah Yesil Turbe atau makam hijau. Salah satu trademark Bursa. Di dalamnya adalah makam Sultan Mehmet I, sultan kelima Dinasti Usmaniyyah.
Keramik-keramik menawan menghiasi isi makam. Bagian atas jendela kayunya tertutup mahkota kaligrafi. Mihrab di satu sisi juga terbuat dari tatanan keramik bermotif mirip batik berwarna hijau, biru, coklat dan kuning, Ada beberapa makam di dalamnya. Besar, kecil, berornamen dan polos. Paling besar tentu saja milik Sultan Mehmet I. Keramik penutup makam bagian atas tertutup kaligrafi dan sebuah turban di ujungnya.
Bursa, 21 Oktober 2015
Comments
Post a Comment