MENZIARAHI JALALUDDIN RUMI DI KONYA


Salam rempug, kota Konya punya daya tarik tersendiri bagi saya. Karena di sana tempat dimakamkannya guru sufi yang semasa kuliah begitu saya kagumi, Jalaluddin Rumi. Oleh karena itu, saat berkesempatan mengunjungi Turki, saya berusaha menyempatkan diri berziarah ke sana.
Kota tua yang merupakan kota religius bagi Turki atau bisa dibilang kota santri. Di zaman keemasan Romawi, kota tersebut di kenal dengan nama Iconium, sementara di era Hitties, Konya di kenal dengan nama Kuwanna. 


Kota tersebut juga merupakan ibukota dari Kesultanan Seljuk-Rum yang dari tahun 1071 hingga 1275 yang memerintah di kawasan Anatolia. Wisatawan dan para penyuka jalan-jalan yang berkunjung kesana bisa menyaksikan keindahan arsitektur bangunan bergaya Seljuk yang merupakan kebanggaan warga kotanya. 
Konya juga terkenal sebagai kota yang melahirkan kesenian asli Turki yaitu tarian unik bernama ‘Whirling Dervishes’ . Tarian sufi yang di ciptakan oleh Jalaluddin Rumi tersebut sudah berusia 800 lamanya, namun pertunjukan-pertunjukannya masih kerap di gelar di kota-kota besar Turki seperti Istanbul dan Ankara hingga saat ini. Bahkan setiap kali tarian tersebut di pertontonkan untuk umum, tiket nya selalu habis terjual jauh hari sebelum pertunjukannya di gelar.
 

Dalam menarikan ‘Whirling Dervishes’, para penarinya akan berputar-putar selama selama kurang lebih 15 menit dalam keadaan khusyuk. Mereka juga mengenakan busana tertentu sehingga pada saat badannya berputar pakaian yang di kenakannya akan mengembang ke atas dan menciptakan pemandangan yang menarik untuk di saksikan. 


Mevlana Museum adalah salah satu destinasi menarik yang bisa di datangi di kota Konya. Makam Jalaluddin Rumi pun bisa di saksikan keberadaannya di sana dan bisa diziarahi. Selain sebagai penggagas tarian Whirling Dervishes, Jalaluddin Rumi juga tersohor namanya berkat karya-karya sastra agung yang pernah diciptakannya, seperti Masnawi, Fihi Mafihi dan Diwannya. Karya-karyanya mencerminkan sikap humanis dan penuh toleran terhadap siapapun. Seperti:1. Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah. 2. Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi. Kau senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorang pun melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu. Dan “ Penglihatan Agung” inilah yang menjadi inti dari seniku. 3. Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi bumi. Namun, kasih-Nya tidaklah berasal dari berbagai bentuk yang ada di bumi. Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yang ada di bumi, sebab bumi ini dan segala isinya tercipta sebagai perwujudan dari kasih-Nya
Di Mevlana Museum, saya juga bisa menyaksikan barang-barang pribadi milik penyair terkenal tersebut. Demikian pula beragam artifak dan barang-barang seni lain yang usianya mencapai lebih dari 700 tahun lamanya. Di tempat tersebut juga terdapat rambut Rasulullah terkasih.

Konya, 21 Oktober 2015

Comments

Popular

NILAI IDENTITAS KEREMPUGAN (NIK) FORUM BETAWI REMPUG (FBR)

PAKAIAN KEREMPUGAN

MUTIARA KEREMPUGAN